LIONTIN
BERDARAH
Arrgh..,teriaku.
Jam di kamarku masih menunjukan pukul 3 pagi. Tapi mimpi buruk itu masih tetap
hadir ditiap tidur lelapku. Lama aku merenung, apa arti dari mimpi itu. Tapi
ah, sudahlah “mungkin itu hanya bunga tidur”. Pagi harinya aku sudah bersiap ke
sekolah . mimpi itu pun sudah aku lupakan . “hai Rin, kenapa wajah mu muram
begitu? Senyum donk,” sapa Lindasaat aku tiba di kelas. Linda adalah sahabat
karibku. Aku mengenalnya sejak SD. “ Oh, hai Lin. Aku tidak apa – apa, hanya
kurang tidur saja,” jawab ku. Aku tidak ingin membebaninya dengan mimpi yang
akhir akhir ini aku alami.
Kurang
lebih sudah seminggu ini aku mengalami mimpi yang sama dan menyeramkan itu.
Tapi aku tidak pernah mengaggapnya serius. Juju saja terkadang aku merasa takut
tentang apa sebenarnya makna yang tersimpan di balik mimpi itu. Dalam mimpi,
itu aku melihat wajah sahabatku Linda penuh dengan darah. Dia melambai sambil
meminta tolong padaku. Ah, benar – benar mimpi nyang menakutkan. Aku sampai tak
berani menerka- nerka apa sebenarnya makna dari mimpi itu. Apa lagi mimpi itu
terus terulang ditiap aku tidur . Aku merasa seperti diteror oleh mimpi itu.
Sebentar
lagi ulangan umum akan berakhir. Dan hari semakin dekat saat ulang tahunku.
Kurang lebih 2 minggu lagi. Tapi kenapa justru aku merasa cema? Pesan apa ini?
Apa yang aku cemaskan? Hatiku benar – benar tidak tenang. “Rin, ke perpus yuk,”
kata Linda yang tiba –tiba sudah duduk disebelahku. “Oh kamu Lin, aku kira
siapa,” kataku. “Kamu ini kenpa sih Rin? Akhir-akhir ini kerjaan mu hanya
melamun saja. Apa ada masalah?” “Ah tidak. Aku hanya memikirkan ulangan tadi,”
kata ku berusaha menenangkan Linda. “Ah iya, tadi kamu minta doi temani ke
perpustkaan kan? Kebetulan ada buku yang ingin aku baca di sana. Ayo,” ajak ku
pada Linda. Yah setidaknya untuk sementara aku bisa melupakan perasaan aneh
itu.
Akhirnya
tiba hari ulang tahun ku yang kebetulan hari minggu. Biasanya saat aku berulang
tahun, Linda selau dating ke rumahku dan kamu merayakan nya bersama. Tapi
sampai sore ini tidak ada kabar darinya. Ibupun menasehati ku untuk menghubungi
Linda ke rumahnya. Dan aku pun menurutinya. Saat telepon ku di jawab oleh ibu
Linda, ibunya mengatakan bahwa Linda sudah ijin untuk kerumahku sejak siang
tadi. Aku pun semakin cemas mendengar hal itu. Akhirnya aku hanya bisa menunggu
Linda di rumahku. Haripun menjelang petang, tiba-tiba telepon berdering .
ternyata ibu Linda menelpon, ia mengabarkan bahwa Linda mengalami kecelakaan
saat menuju rumahku. Motor yang ia kendarai menabrak truk dan mengakibatkan
kepalanya mengalami pendarahan. Dan yang aku tau dari ibunya pada saat
meninggalpun Linda masih menggengam erat kado yang sengaja dibelinya untuk ku
yaitu sebuah liontin. Kini aku hanya seperti menunggu. Menunggu Linda hadir di
hadapanku. Selamat jalan sahabtku, sampai kapanpun aku tak akan melupakan mu.
No comments:
Post a Comment